Minggu, 20 Mei 2018

Chapter 11 - Mendoakan



#JurnalTutupTahun2017
Chapter 11 - Mendoakan:


Tahun ini menjadi tahun mulai ramainya intensitas menerima undangan pernikahan dari kerabat maupun saudara. Sejujurnya, ini menjadi momen mengasyikan karena ketika ada undangan dari temen SD, akan menjadi ajang reuni bersama dengan teman SD sembari bercerita tentang betapa lugunya dulu ketika masih kecil, apabila undangan dari teman kuliah, akan menjadi ajang reuni bersama dengan teman kuliah sembari bercerita tentang betapa idealisnya dulu ketika masih menjadi mahasiswa. Yap, selalu menyenangkan mengenang berbagai hal di masa lalu bersama kawan-kawan lama.

Namun, sayangnya, ajang ini kadang dinodai dengan statement yang kerap diumbar oleh beberapa oknum, yaitu: "Kondangan mulu, kapan ngundangnya?" Mungkin niat beberapa orang mengajukan pertanyaan itu beragam, mulai dari bercanda, serius nanya kapan, iseng, kebiasaan, basa-basi, namun yang parahnya apabila mengajukan pertanyaan itu dengan niatan menghakimi atau terkesan menyudutkan.

Kalau pendapat saya pribadi, lebih baik mendoakan dibanding menanyakan, meskipun hanya iseng. Akan lebih indah menurut saya kalau statementnya dirubah menjadi, "Kondangan mulu, semoga cepat mengundang juga ya." See that? Doa adalah salah satu bentuk bantuan paling nyata dibandingkan mengajukan statement mainstream yang kesannya sudah jadi mandatory diajukan apabila ada orang menghadiri kondangan.

Namun, pada akhirnya kembali lagi ke pendapat masing-masing. Postingan ini dibuat bukan untuk menyindir / karena baper. Tapi hanya ingin menyampaikan pendapat pribadi. Dan mari kita tutup postingan ini dengan mengutip kalimat bang @kurniawan_gunadi :

Pernikahan, secara teori nampak mudah dan sederhana. Tetapi semuanya menjadi sama sekali tidak sederhana jika ia sudah dihadapkan pada seorang manusia. Seseorang yang lengkap dan memiliki banyak pertimbangan terkait masa lalu, orang tua, keluarga besar, nilai-nilai, pandangan hidup, visi dan misi, juga hal-hal lain yang mungkin tidak pernah ada dalam hidupmu. Kamu tidak pernah mengalami dan merasakannya. Sebab itulah, mendoakan jauh lebih baik daripada menilai. Memahami jauh lebih baik daripada berburuk sangka.

Sekian.

Salam,
-W-

0 komentar:

Posting Komentar