Chapter 3 – Blog
Saya pertama kali membuat blog pada tahun 2010. Tema blog yang saya gunakan pertama kali yaitu tema gratisan yang disediakan langsung oleh Blog. Saat itu konten yang saya upload selama beberapa bulan setelah dibuat hanya beberapa lirik lagunya vierra & nidji, serta pengalaman saya selepas nonton konser Bondan Prakoso saat acara pensi SMA dulu. Ah merasa hitz sekali dulu karena berhasil membuat blog & updatean tersebut.
Tiga tahun berlalu tanpa update-an apapun. Lalu di tahun 2013, saya mengunjunginya lagi, dan... betapa terkejutnya saya ketika melihat “buah karya” saya tahun 2010 di blog tersebut, sangat “hitz” sekali. Karena merasa postingan tersebut merupakan dosa yang harus disembunyikan, akhirnya tanpa pikir panjang saya hapus. Dan saya mulai menata ulang blog tersebut agar lebih rapih dari segi tema & kontennya. Dan dari tahun 2013 hingga sekarang, tiap tahunnya saya selalu mengupdate postingan di blog tersebut.
Memasuki pertengahan tahun 2017, saya mulai aktif lagi update postingan di blog. Dan ketika mulai aktif lagi, saya merasa tema blog yang saya pertahankan sejak tahun 2013 sudah mulai membosankan & kurang indah untuk dipandang. Kemudian saya mulai merombak lagi tema yang saya pakai untuk layout blog saya, mencari-cari tema terbaik & terindah. Dan akhirnya mulai Juli 2017 tema blog saya resmi berganti.
Namun, saya ingin mengakhiri tulisan ini bukan tentang tema baru blog saya. Saya justru ingin menutup tulisan ini dengan peristiwa ketika konten blog yang dibuat pada tahun 2010 saya hapus pada tahun 2013. Seharusnya saya tidak perlu menghapusnya, karena postingan “hitz” yang pernah saya buat seharusnya menjadi bukti bahwa dari tahun 2009 hingga saat ini saya terus berkembang, saya terus belajar, saya terus berubah menjadi pribadi yang lebih baik lagi. Dan karena mungkin dulu saya belum sadar, bahwa kita tidak seharusnya mengutuk masa lalu, namun seharusnya kita justru berterima kasih kepada masa lalu, karena bagaimana kondisi kita saat ini, itu semua terjadi karena apa yang terjadi di masa lalu.
Terkadang kita butuh salah, untuk mengetahui apa yang benar.
Sekian.
Salam,
-W-
0 komentar:
Posting Komentar