Minggu, 03 Juni 2018

Chapter 28 - Bunda


Chapter 28 - Bunda: 

"Bunda bicara seperti ini untuk kebaikan Abang." Kalimat itu kerap hadir dalam memori pikiran hingga sekarang. Kala gundah menyapa, kalimat itu akan jadi balasan atas sapaan sang gundah agar ia lekas berlalu. Tahun ini, ada satu keputusan besar yang saya ambil atas dasar saran dari Bunda. Dan setelah Bunda menyampaikan saran atas cerita yang saya sampaikan, Bunda mengucapkan kalimat tersebut.

Kadang sesal datang untuk sekedar menghadirkan resah, namun kalimat itu akan jadi pengingat bagi saya. Bahwasannya saran orang tua harus menjadi pertimbangan besar bagi saya, karena kerap kali apa yang mereka sampaikan memang benar adanya. Mungkin, saat ini masih belum tau apa kebaikan yang ada dari keputusan itu, bahkan setelah keputusan tersebut diambil, saya justru kerap mengumpat kepada diri sendiri kenapa bisa memutuskan hal seperti itu. Seperti direnggut kebahagiaannya, awalnya saya pun hanya pasrah.

Sampai saat ini, saya memang masih belum bisa memaknai kata "untuk kebaikan" saya atas keputusan yang telah diambil. Tetapi saya tidak pernah menyalahkan Bunda atas semua yang telah terjadi, karena mungkin Bunda dapat melihat hal yang tidak bisa saya lihat atau mungkin saya yang tidak menceritakan duduk permasalahannya detail sehingga Bunda memiliki persepsi lain. Namun pada akhirnya, saya percaya restu orang tua adalah segalanya.

Ada 2 pembelajaran penting untuk saya, pertama, seseorang yang paling tau kadar kebahagiaan bagi saya adalah diri saya sendiri, hadapi segala masalah yang ada tanpa pernah menurunkan atau mengaburkan kadar kebahagiaan tersebut, sebelum sesal akan menghantammu dengan keras, hingga terombang-ambing dalam kekosongan. Dan yang kedua adalah selalu libatkan Allah dan orang tua dalam setiap masalah yang sedang kita hadapi, niscaya semua akan baik-baik saja, mungkin bukan sekarang, tapi percayalah semua akan baik-baik saja pada waktu yang tepat.

Semoga apa yang telah terjadi dapat menjadi hikmah dan kebaikan bagi saya, terlepas keputusan akhirnya keliru ataupun tidak. Karena pada akhirnya, setiap orang tua hanya menginginkan kebahagiaan bagi anak-anaknya, tidak lebih dan tidak kurang.

Sekian.

Salam,
-W-

0 komentar:

Posting Komentar