Minggu, 03 Juni 2018

Konspirasi Alam Semesta


Data buku
Judul : Konspirasi Alam Semesta
Penulis : Fiersa Besari
Jumlah Halaman : 234 Halaman
My Rating : 8/10

Ulasan Buku
Konspirasi Alam Semesta merupakan sebuah novel yang dirilis bersamaan dengan sebuah album musik, itu kenapa disebut “Albuk”, album buku. Dalam Setiap judul bab buku ini diberikana nama sesuai dengan judul-judul lagu pada album musiknya. Terdapat 16 bab pada buku tersebut, sehingga terdapat 16 lagu pada albumnya.
Buku ini mengisahkan tentang petualangan seorang Juang Astrajingga yang melabuhkan hatinya pada Ana Tidae, namun tidak hanya mengisahkan perihal kisah cinta dua insan manusia saja, tetapi juga cinta kepada ibu, keluarga, serta tanah air.
Sejujurnya menurut saya plot kisah dalam buku ini sinetron banget. Namun, saya tetap membacanya hingga tuntas karena gaya bahasanya yang bagus dan sastra banget, serta karakter dari tokoh utama yang sangat kuat.
Overall, buku ini tetep worth kok buat masuk list bacaan kamu.

Best Quote
“Beberapa rindu memang harus dibiarkan menjadi rahasia. Bukan untuk disampaikan, hanya untuk dikirimkan lewat doa.”

-W-

Sebuah Usaha Melupakan


Data Buku
Judul : Sebuah Usaha Melupakan
Penulis : Boy Candra
Jumlah Halaman : 304 Halaman
My Rating : 6/10

Ulasan Buku
Buku ini merupakan buku pertama karya Boy Candra yang saya baca. Sempat menaruh ekspetasi tinggi akan buku karyanya karena sering kali karyanya mejeng di rak best seller apabila sedang ke toko buku. Namun apa daya, kita memang kerap kecawa karena ekspetasi yang kita bangun sendiri. Kekecewaan tersebesar saya adalah karena buku ini ternyata merupakan buku non fiksi, semacam curahan hati dari sang penulis yang terdiri dari beberapa bab, dan tiap babnya dari awal hingga akhir menceritakan beberapa fase yang dialami sang penulis. Dari si penulis yang jatuh cinta, menemui konflik, patah hati, memulihkan perasaan, hingga jatuh cinta kembali.
Sejujurnya, buku ini worth to read bagi orang yang sedang dilanda kegalauan serta kesedihan dan ingin merayakannya dengan membaca roman-roman sedih. Karena buku ini merupakan kumpulan perasaan galau yang berulang dan cenderung berputar-putar pada hal yang sama, serta beberapa tulisannya merupakan paraphrase dari tulisan atau bab sebelumnya.

Best Quote
“Aku melayang-layang tanpa tujuan jatuh ke tanah lalu dipaksa menyerah. Dipaksa ikhlas akan hal-hal yang tak ingin ku lepas.”

-W-

Angan Senja Senyum Pagi


Data Buku
Judul : Angan Senja Senyum Pagi
Penulis : Fahd Pahdepie
Jumlah Halaman : 353 Halaman
My Rating : 8/10

Ulasan Buku
Sepanjang buku ini, pembaca akan disajikan tarik ulur perasaan antara dua tokoh utama yaitu Angan dan Pagi yang terjebak dalam sebuah kisah romansa pelik. Menggunakan alur maju mundur, fragmen demi fragmen mengalir diselingi dengan diksi-diksi indah dari sang penulis. Tema cerita pada novel ini mengusung kisah percintaan dewasa yang harus berbenturan dengan realita-realita kehidupan serta menghadapinya dengan kungkungan masa lalu yang tak kunjung usai. Salah satu hal menarik dalam buku ini adalah bagaiman music dan matermatika yang menurut kita sangat tidak berhubungan, namun ternyata memiliki keterikatan yang sangat kuat bila dikisahkan dalam buku ini.
Serta, daya tarik lain dari buku ini terletak di lukisan pada covernya yang begitu indah dan penamaan tokoh yang dilakukan oleh penulis sangatlah unik, sebut saja nama-nama tokoh Angan Senja, Senyum Pagi, Embun Fajar, Pancar, Dini, Hari, bahkan Subuh.
Namun sayang, menurut saya kekurangan dari buku ini justru terletak pada bagian endingnya. Bagaimana sang penulis berusaha membuat ending dari cerita ini berakhir bahagia, namun sangat dipaksakan.
Tapi secara keseluruhan, buku ini merupakan tipe buku yang tidak ingin saya selesaikan segera karena merasakan nikmatnya ketika tenggelam di dalam kisah milik Angan dan Pagi.

Best Quote
“Rasa cinta akan menemukan jalan dan muaranya masing-masing. Sekuat apapun setiap orang menahannya, sejauh apapun jalan yang harus ditempuh… Jika meraka ditakdirkan bersama pada waktunya.”

-W-

Jodoh


Data Buku
Judul : Jodoh
Penulis : Fahd Pahdepie
Jumlah Halaman : 245 Halaman
My Rating : 7/10

Ulasan Buku
Buku ini mengisahkan tentang perjalanan panjang seorang Sena menjemput jodohnya serta mencari definisi dari jodoh itu sendiri. Menggunakan sudut pandang orang pertama, buku ini diawali dengan kisah yang cukup absurd, bagaimana seorang anak kelas 1 SD yang sudah jatuh cinta, dan seperti mengenal esensi cinta sangat dalam.
Namun, seiring belanjut ke bab-bab selanjutnya, kisah berjalan cukup bisa dinikmati dengan apik. Dengan prosa-prosa yang diselipkan dalam beberapa kalimatnya, buku ini cukup membuat perasaan pembacanya teraduk-aduk apalagi di bagian tengah hingga akhir. Dan satu poin positif dari buku ini adalah terselip nilai-nilai islam dengan kesan tanpa menggurui.

Best Quotes
“Ada dua jenis kerinduan,” katamu suatu hari.
“Kerinduan pertama karena kita pernah merasakan sesuatu dan kita menginginkannya kembali. Kerinduan kedua karena kita tak pernah mengalamanyi dan benar-benar ingin merasakannya, setia menunggu dalam penantian yang lugu.”

-W-

Kala Rasul Berduka

Data Buku
Judul : Kala Rasul Berduka
Penulis : Abdul Wahid Hasan
Jumlah Halaman : 251 Halaman
My Rating : 8/10

Ulasan Buku
Buku ini terdiri menjadi tiga bagian. Bagian pertama menceritakan tentang fase berduka Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam (SAW) kala kehilangan orang-orang terdekatnya termasuk keluarga. 
Bagian kedua menjabarkan tentang fase berduka yang harus Rasulullah SAW lalui atas dakwah islam yang berliau sampaikan. Dan, bagian ketiga dari buku ini mengisahkan tentang fase berduka yang beliau alami dalam kehidupan berkeluarganya.
Dengan membaca buku-buku risalah nabi sepertia buku ini, kita dapat mersakaan kenal dan dekat secara personal dengan junjungan nabi kita Rasulullah SAW. Dari buku ini juga kita disadarkan bahwasannya masalah yang kerap kita alami, tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan masalah-masalah yang harus dilalui oleh Rasulullah SAW.
Serta, hikmah utamanya adalah apabila kita merasa berduka atau sedang dirundung masalah, jangan pernah patah semangat karena Allah Subhanahu Wa Ta'ala (SWT) selalu bersama hamba-hambaNya yang senantiasa mendekatkan diri juga kepadaNya. Itulah sikap yang selalu Rasulullah SAW contohkan kepada kita di setiap masalah dan fase berduka yang dilaluinya.

Best Quotes
Allah SWT selalu menjadikan ibrah (pelajaran) dalam setiap peristiwa yang terjadi pada manusia.

-W-

Ubur-Ubur Lembur


Data Buku
Judul : Ubur - Ubur Lembur
Penulis : Raditya Dika
Jumlah Halaman : 227 Halaman
My Rating : 8/10

Ulasan Buku
Setiap membeli buku karya Raditya Dika, saya hanya mengharapkan jokes-jokes receh maupun tawa-tawa renyah ketika membaca tulisan-tulisannya, hanya itu, tidak lebih.
Namun, di buku terbarunya Ubur-Ubur Lembur, Raditya Dika memberikan sentuhan tambahan dalam tulisannya yaitu kedewasaaan. Enggak heran sih, dari waktu ke waktu dia juga makin dewasa dan hal ini mempengaruhi juga dalam karyanya. Secara garis besar, buku ini merupakan sekumpulan refleksi kehidupan penulis semenjak kecil hingga sukses. Dan bagian favorit saya berada di bab terakhir, bagaimana dia merangkum keseluruhan isi buku ini menjadi perjalanan yang mendewasakan dirinya.

Best Quotes
"Gue melihat orang yang bekerja kantoran tapi enggak sesuai dengan minat mereka itu seperti seekor ubur-ubur lembur. Lemah, lunglai, hanya hidup mengikuti arus."

-W-

Chapter 31 - Epilog


Chapter 31 - Epilog:

Layaknya sebuah pertemuan, pasti akan diiringi sebuah perpisahan. Begitupun jurnal ini, apabila diawali dengan prolog, maka akan diakhiri dengan epilog.

Awalnya jurnal ini dibuat hanya untuk mencatat apa saja yang hilang dan apa saja yang datang, namun seiring dengan perjalanannya, proses menulis tiap jurnalnya malah menjadi dalam bukan hanya sekedar mencatat, tapi ada proses relfeksi diri, menghargai apa saja yang telah diperoleh, mengikhlaskan apa saja yang berlalu, mengingatkan tentang apa saja yang seharusnya sudah bisa saya relakan dan apa saja yang harusnya saya perjuangkan, merelakan andai yang tak kunjung jadi kenyataan serta mensyukuri pencapaian yang telah tergapai.

Saya menyadari bahwa menulis menjadi salah satu metode untuk melakukan refleksi diri serta menuturkan segala gundah dengan baik. Dibanding hanya memendam gundah dalam hati sembari menyetel lagu bernada minor, lebih baik tuliskan segala gundah yang ada, justru dalam prosesnya kita akan berpikir apa yang membuat kita gundah, alasannya, bagaimana efeknya, dan berbagai pertanyaan lain yang akan membuat kita menelaah pantaskah kita gundah atau apa cara terbaik untuk mengatasi kegundahan tersebut.

2017, pada prolog saya sebut sebagai tahun yang didominasi corak sendu yang mengabu, dan pada epilog saya tetap memandang tahun ini sebagai tahun yg didominasi corak sendu, tapi ada pemahaman baru bahwa tak selamanya sendu itu buruk. Bahkan, Allah pun telah mengingatkan melalui surat Al-Inshirah ayat 5, "Maka sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan." (QS.94:5)

Jadi, apabila dapat memperoleh hikmah dari kesenduan yang saya rasakan atau saya bisa menjadi pribadi dengan pemahaman lebih dewasa dari kesenduan tersebut, maka tak ada salahnya atas corak sendu yang mengabu di tahun ini.

Saya tidak tahu pasti dimana ujung perjalanan ini akan berakhir, namun saya bersyukur atas semua yang telah terjadi di masa lalu dan berharap akan menjadi pribadi yang lebih baik lagi di masa depan.

Terima kasih atas semua atensi, doa, nyinyiran, atau apapun bentuk kasih sayang yang kalian berikan terhadap 31 jurnal yang telah saya buat.

Terima kasih.

Sekian.

Salam,
-W-

Chapter 30 - Muara


Chapter 30 - Muara:

-----

Dear Flatshoes,

Hai, apa kabar mu?
Sudah lama tak bersua.

Maaf aku tidak menyampaikan hal ini langsung kepada mu, biarlah, layaknya surat dalam botol yang dilempar ke lautan lepas, ia akan menemukan tuannya dengan caranya sendiri.

Harus aku sampaikan sekarang, yang membuat ku dapat melangkah sejauh ini bukan karena sol ku kuat ataupun karena lem ku yang rekat, tetapi karena selalu ada kamu mengiringi di samping ku.
Dan kamu juga yang membuat aku terus harus melangkah hingga saat ini meskipun kamu sudah tidak mengiringi, karena melihat kekuatan dan ketabahan mu untuk terus melangkah meskipun tersendat telah membuat ku semakin kuat.

Terima kasih atas perjuanganmu selama ini mengiringi aku baik di jalan terjal, berbatuan, aspal, hutan, berlumpur, rawa, dan berbagai tipe jalan lainnya, hingga aku bisa tiba di posisi sekarang.

Terima kasih atas kesabaranmu selama ini telah rela menghadapi segala tingkah laku ku yang kadang berjalan perlahan, berjalan sambil menyeret ke lantai, berjalan terlalu cepat, dan berbagai tingkah laku ku lainnya namun kamu tetap bisa hadir di sampingku dengan sabar.

Terima kasih atas semuanya.

Maaf atas keputusan ku untuk memilih melangkah sendiri saat ini, mungkin kamu bisa melangkah lebih cepat atau bahkan terbang apabila tanpa ku. Teruslah melangkah, karena hari esok adalah misteri, kita tidak tahu hutan belantara ataukah taman berbunga yang akan menyambut kita di depan, namun satu hal yang pasti doa ku selalu mengiringi dalam setiap perjalanan di mana pun dan kapan pun kamu melangkah.

Jaga dirimu baik-baik.

Salam,
SiAbu.

----------

Chapter 29 - Diri


Chapter 29 - Diri:

Perihal memaafkan.
Bahwasannya memaafkan diri sendiri akan lebih sulit dibandingkan memaafkan orang lain. Memaafkan segala kesalahan yang dibuat diri sendiri akan melibatkan ego pribadi yang membuatnya semakin rumit untuk sekedar dimaafkan dan berlalu begitu saja layaknya kesalahan orang lain. Memaafkan diri sendiri artinya harus mengakui atas kesalahan yang telah dibuat sendiri, ini proses yang sulit, karena hal yang manusiawi kala kita mencari pelampiasan atau kambing hitam atas segala masalah yang sedang menimpa. Maafkan dirimu atas segala kesalahan bodoh yang telah kamu perbuat di masa lampau, niscaya semua akan terasa jadi lebih ringan.

Perihal mengikhlaskan.
Kala andai tak jua tergapai atau kala angan tak kunjung jadi kenyataan, satu-satunya hal yang harus dilakukan hanyalah mengikhlaskan. Mengikhlaskan segala andai yang terus terpatri dalam pikiran. Mengikhlaskan yang berlalu dan menatap hal baru. Karena sesungguhnya yang paling kita butuhkan bukan lah melupakan, namun mengikhlaskan. Mari mengikhlaskan semua yang telah terjadi baik suka maupun duka serta mengikhlaskan semua andai yang harus kandas sebelum tergapai.

Perihal bersyukur.
Hal yang sering luput dari benak adalah bersyukur. Kala sedang di timpa masalah dan cobaan, saya kadang merasa menjadi orang yang paling sial di dunia. Padahal di belahan bumi sana, masih banyak orang-orang yang miliki masalah lebih pelik dibandingkan masalah remeh-temeh yang sedang saya hadapi. Bersyukurlah bahwasannya masalah yang dihadapi bukan tentang sulit mendapatkan makanan dan minuman, bukan tentang rumah kita yang dirudal oleh pesawat tempur, bukan tentang harus diusir dari tanah kelahiran dan terpaksa menjadi pengungsi di negara lain, bersyukurlah. Bersyukurlah untuk meringankan kita dalam menghadapi segala cobaan dan masalah yang sedang menimpa.

Sekian.

Salam,
-W-

Chapter 28 - Bunda


Chapter 28 - Bunda: 

"Bunda bicara seperti ini untuk kebaikan Abang." Kalimat itu kerap hadir dalam memori pikiran hingga sekarang. Kala gundah menyapa, kalimat itu akan jadi balasan atas sapaan sang gundah agar ia lekas berlalu. Tahun ini, ada satu keputusan besar yang saya ambil atas dasar saran dari Bunda. Dan setelah Bunda menyampaikan saran atas cerita yang saya sampaikan, Bunda mengucapkan kalimat tersebut.

Kadang sesal datang untuk sekedar menghadirkan resah, namun kalimat itu akan jadi pengingat bagi saya. Bahwasannya saran orang tua harus menjadi pertimbangan besar bagi saya, karena kerap kali apa yang mereka sampaikan memang benar adanya. Mungkin, saat ini masih belum tau apa kebaikan yang ada dari keputusan itu, bahkan setelah keputusan tersebut diambil, saya justru kerap mengumpat kepada diri sendiri kenapa bisa memutuskan hal seperti itu. Seperti direnggut kebahagiaannya, awalnya saya pun hanya pasrah.

Sampai saat ini, saya memang masih belum bisa memaknai kata "untuk kebaikan" saya atas keputusan yang telah diambil. Tetapi saya tidak pernah menyalahkan Bunda atas semua yang telah terjadi, karena mungkin Bunda dapat melihat hal yang tidak bisa saya lihat atau mungkin saya yang tidak menceritakan duduk permasalahannya detail sehingga Bunda memiliki persepsi lain. Namun pada akhirnya, saya percaya restu orang tua adalah segalanya.

Ada 2 pembelajaran penting untuk saya, pertama, seseorang yang paling tau kadar kebahagiaan bagi saya adalah diri saya sendiri, hadapi segala masalah yang ada tanpa pernah menurunkan atau mengaburkan kadar kebahagiaan tersebut, sebelum sesal akan menghantammu dengan keras, hingga terombang-ambing dalam kekosongan. Dan yang kedua adalah selalu libatkan Allah dan orang tua dalam setiap masalah yang sedang kita hadapi, niscaya semua akan baik-baik saja, mungkin bukan sekarang, tapi percayalah semua akan baik-baik saja pada waktu yang tepat.

Semoga apa yang telah terjadi dapat menjadi hikmah dan kebaikan bagi saya, terlepas keputusan akhirnya keliru ataupun tidak. Karena pada akhirnya, setiap orang tua hanya menginginkan kebahagiaan bagi anak-anaknya, tidak lebih dan tidak kurang.

Sekian.

Salam,
-W-

Chapter 27 - Ayah


Chapter 27 - Ayah:

Pensiun, telah jadi topik yang sering keluarga saya bicarakan tahun ini. Karena tahun depan Ayah sudah akan memasuki masa pensiun, dan tahun ini menjadi tahun terakhir beliau menjadi seorang abdi negara. 

Setelah puluhan tahun, akhirnya waktu Ayah untuk bekerja hanya tinggal hitungan bulan. Saya sangat bersyukur, setelah jutaan peluh akhirnya Ayah sudah bisa mulai istirahat, menyalurkan hobbynya, serta berfokus mengejar akhirat. Untuk urusan duniawi, tanggung jawab Ayah sudah tuntas, tahun depan tepat dengan Aci yang sudah lulus kuliah, meskipun masih ada Adek yang masih SMP, tetapi inshaa Allah kakak-kakaknya yang sudah bekerja bisa membackup kebutuhan Adek sampai lulus kuliah nanti.

Ayah, yang notabene erat sekali bidang kerjanya dengan pertanian dan peternakan, untuk masa pensiunnya beliau sudah menyiapkan beberapa hal yang berkaitan dengan bidang tersebut dan memang merupakan passion beliau seperti kebun dan beberapa ekor kerbau yang akan dijadikan sarana menghabiskan waktu saat masa pensiun tiba.

Ayah sudah menunaikan kewajibannya dengan begitu baik, didikan Ayah selama ini telah membuat kami anak-anaknya berkembang menjadi pribadi yang mandiri dalam urusan duniawi dan bertanggung jawab dalam urusan akhirat. Ayah tidak terlalu banyak bicara tentang kehidupan kepada kami, tetapi Ayah mengajarkan kami dari sikap dan perilakunya tiap hari, dan itu sudah bisa menjadikannya tauladan bagi kami anak-anaknya. Secara kasat mata, Ayah bukan lah tipe orang tua yang peduli akan perkembangan kami, tapi ternyata justru beliau sering kali menanyakan kepada Bunda tentang berbagai hal perkembangan yang ada pada diri kami. Ayah selalu begitu, terlihat acuh, padahal begitu peduli.

Semoga seluruh lelah yang telah Ayah rasakan selama kerja menjadi pahala bagi beliau serta di masa pensiunnya nanti Ayah bisa semakin mendekatkan diri kepada Allah dan dapat menjalani masa pensiunnya dengan berkah dan bahagia. Sehat selalu yah! Aamiin.

Sekian.

Salam,
-W-

Chapter 26 - Aak & Mahkota


Chapter 26 - Aak & Mahkota:

26 November 2016, Aak dan mba Annis resmi menyempurnakan agamanya. Dan sejak saat itu aku memanggil mba Annis dengan panggilan Mahkota, kata Bunda, itu merupakan semacam panggilan adat di lampung, dan memang Bunda yang mengharapkan kami adik-adiknya Aak untuk memanggil mba Anis dengan panggilan Mahkota.

Beruntungnya Aak mendapatkan wanita yang pengertian, lembut, baik serta sholehah seperti Mahkota. Dan beruntungnya juga Mahkota mendapatkan lelaki yang selalu berusaha keras agar menjadi imam yang bisa membawa keluarganya menuju surga seperti Aak.

Aak merupakan salah satu sosok panutan bagi saya. Teringat jaman kecil dulu kala umur Aak masih belum genap sepuluh tahun, dia pernah menangis di suatu pagi karena melewatkan sholat isya malamnya diakibatkan ketiduran. Itu masa dimana justru aku kadang berbohong kepada Ayah dan Bunda kala ditanya sudah sholat atau belum. 
Namun, bukan berarti kami tidak pernah ribut atau berselisih pendapat, sering malah. Dari urusan jaman kecil soal rebutan crush gear, yoyo, atau tamiya, hingga berlanjut sampai sekarang kami terkadang suka berselisih pendapat soal beberapa hal seperti jenjang karier contohnya.

Saya sebagai seorang adik yang selalu merasa dibawah bayang-bayang seorang kakak, ingin selalu menang dalam perselisihan yang ada. Namun, Aak akan selalu bisa menjadi seorang kakak yang bijak dan mengerti karekter adiknya yang seperti itu, sehingga dia sudah bisa menghandle bagaimana untuk meredam ego saya. 



Ada dua karakter Aak yang selalu ingin saya miliki, yaitu tawadhu dan sabar. Dua sifat tersebut sangat melekat di diri Aak, namun sayangnya berat sekali bagi saya untuk bisa menauladani karakternya tersebut. Ah, menurutku seorang kakak memang akan selalu menjadi cermin bagi adik-adiknya. Dan bersyukurnya saya memiliki cermin yang jernih dan bersih. Alhamdulillah.

Semoga Aak & Mahkota dapat membina rumah tangga yang selalu diberkahi dan dirahmati oleh Allah, dijaga selalu kesehatannya, betah di daerah perantauan, segera pindah daerah penempatannya ke wilayah jawa untuk mereka berdua, dan semoga Allah segera memberikan saya seorang keponakan. Aamiin.

Sekian.

Salam,
-W-

Chapter 25 - Aci


Chapter 25 - Aci:

Adik satu ini merupakan adik yang paling menyebalkan, telah dua puluh satu tahun dia menjadi partner ribut, debat, berantem, sampai curhat. Serta, tahun ini menjadi tahun terakhir dia menyandang gelar mahasiswa, karena tahun depan targetnya adalah menyandang gelar sarjana. Aci mengenyam pendidikan di kampus pertanian dengan jurusan komputer, terdengar sedikit aneh memang, tapi toh akreditasinya pun A.

Aci merupakan anak yang paling mewariskan sifat "keras" dari Ayah dan "cerewet" dari Bunda. Alhasil, dia menjadi wanita yang cukup jutek di luar sana, namun dalam hatinya tetap merupakan anak yang perhatian dan peduli sesama. Anak yang satu ini juga "katanya" merupakan hasil dari kombinasi gen fisik terbaik dari Ayah & Bunda, karena "katanya" dia anak yang paling cakep dibandingkan tiga saudara lainnya. Namun, dari segi berat badan, dia memang merupakan satu-satunya anak Ayah & Bunda yang memiliki indeks berat badan normal untuk saat ini, semoga kedepannya tiga saudara lainnya juga menyusul.

Saat ini Aci sudah mulai disibukkan dengan proposal, karena sudah memasuki semester-semester akhir. Apapun pilihannya nanti setelah lulus kuliah, saya sebagai Abang yang baik akan selalu mendukungnya. Entah kerja, ataupun menikah, saya rela apabila harus dilangkahi olehnya apabila saya belum menikah. Karena Bunda selalu menekankan kepada anak-anaknya untuk senantiasa saling mendukung dan bersama kala susah maupun bahagia. Sehingga, kalau memang setelah lulus dia dilamar oleh seorang lelaki sholeh dan bertanggung jawab, saya merupakan orang pertama yang paling mendukungnya untuk melanjutkan ke proses yang lebih serius. Namun, apabila setelah lulus kuliah Aci justru ingin menjadi wanita karier dulu dengan mengexplore berbagai perusahaan serta menghadapi kerasnya dunia kerja, saya juga akan berusaha keras untuk membantunya mencarikan peluang karier & membimbingnya.

Semoga tahun depan dia dilancarkan segala urusan dalam menghadapi sidang kelulusannya, diberikan selalu kesehatan, dilancarkan dalam pilihannya setelah lulus kuliah, semakin sholehah, dan di sisa umurnya diberikan selalu keberkahan dari Allah. Aamiin.

Sekian.

Salam,
-W-

Chapter 24 - Adek


Chapter 24 - Adek:

Tahun ini menjadi tahun ketiga belas bagi Adek Dini hadir di dunia. Dengan predikat seorang adik bungsu dari empat bersaudara, dia merupakan bonus bagi kami, karena di saat kakak-kakaknya telah melalang buana ke bagian indonesia lain, alhamdulillah dia masih bisa menemani Ayah dan Bunda di rumah.

Dia sekarang memasuki kelas 2 SMP di salah satu SMP islam di Serang. Dan alhamdulillah, dia sudah bisa menghapal juz 30, dan dalam tahap menghapal juz 29. Dia juga di challange oleh saya dan Aak untuk bisa menghapal surat Ar-Rahman, dan alhamdulillah tinggal sisa beberapa ayat lagi sampai dia benar-benar hapal.

Dan lebih bersyukurnya kami, di tengah pergaulan anak SMP yang sudah mulai mengenal cinta-cintaan, bahkan anak SD juga sudah mulai mengenalnya, namun alhamdulillah Adek Dini justru kerap bercerita bahwa dia merasa lucu dan aneh kala temannya ada yang sudah memiliki pacar. Dan lebih bersyukurnya lagi kami sebagai kakak-kakaknya, dia sangat rajin membantu Ayah dan Bunda di rumah. Sehingga, memasuki usia yang mulai menggerus tenaga orang tua kami, Adek Dini selalu siap membantu dan meringankan beban pekeraan Ayah dan Bunda di rumah.

Namun, sayangnya Adik Dini memiliki masalah dengan berat badan. Dia memang seorang partner mengasyikkan di kala saya ingin wisata kuliner, karena dia juga seorang yang hobby makan, sehingga apabila diajak mengunjungi tempat makan baru yang ingin saya coba dia akan dengan senang hati menemani. Namun karena hobbynya tersebut memang berat badannya agak berlebih, apalagi tahun ini.

Semoga di tahun-tahun selanjutnya Adek Dini bisa menjadi seorang hafidzoh, dapat berbakti dan dibanggakan oleh orang tua, diberikan sehat selalu, diberikan keberkahan di sisa umurnya serta berat badannya tidak berlebih lagi. Aamiin.

Sekian.

Salam,
-W-

Chapter 23 - Jogja



Chapter 23 - Jogja:

Jogja bulan maret.
Langitnya temaram.
Tenggelamkan harapan.

Jogja bulan maret.
Bintang tak nampak temani rembulan pada malamnya.
Ia malu karena tak mampu benderang kala suasana suram.

Jogja bulan maret.
Anginnya berhembus dari sebuah kelalaian.
Dan bermuara menuju penyesalan.

Jogja bulan maret.
Senjanya tenggelam bersama kesedihan.
Meninggalkan kebahagiaan di telan gulitanya malam.

Jogja bulan maret.
Tugunya jadi saksi bisu sebuah kenangan.
Kenangan akan sebuah perpisahan.

Jogja bulan maret...



-W-

Chapter 22 - Raya


Chapter 22 - Raya:

Momen hari raya seperti idul fitri merupakan momen bahagia dimana kita dapat berkumpul dan bercengkrama dengan keluarga. Berbagi canda, tawa, bahagia, di momen tersebut merupakan hal yang selalu di nanti kala idul fitri tiba.

Sholat ied bersama, setelah itu saling bersalam-salaman satu sama lain untuk saling memaafkan, berkumpul di meja untuk makan opor dan ketupat bersama, selalu saja begitu ritual tahunan ketika hari idul fitri tiap tahunnya, namun tetap selalu dirindukan.

Tetapi, tahun ini momen idul fitri yang selalu dinantikan tersebut ada yang terasa berbeda, ada yang hilang, ada yang kurang, itu semua karena kami sekeluarga tidak dapat berkumpul lengkap. Aak dan Mahkota harus merayakan hari raya idul fitri di Papua, sedangkan saya, Ayah, Bunda, Aci, dan Adek merayakannya di Lampung. Ah, jauh sekali jaraknya, bahkan satuan waktunya pun berbeda, antara WIB dan WIT.

Tahun ini menjadi tahun pertama kami merayakan idul fitri dengan anggota keluarga baru, yaitu Mahkota. Namun, tahun ini juga menjadi tahun pertama kami sekeluarga tidak dapat berkumpul lengkap di momen hari raya idul fitri.

Ada yang kosong rasanya ketika anggota keluarga kita tidak hadir saat hari raya tiba. Semoga untuk hari raya lainnya di tahun-tahun esok, kami sekeluarga tetap bisa berkumpul dan bercengkrama bersama, atau bahkan dengan tawa dan canda anggota keluarga baru.
Semoga saja. Aamiin.

Sekian.

Salam,
-W-

Chapter 21 - Maya


Chapter 21 - Maya:

Pernah mencoba handphone mu tidak menjamah dunia maya selama seminggu penuh?

Saya pernah. Tiga bulan yang lalu kala saya ingin melakukan self reflection dalam rangka memperingati hari kelahiran, saya mencari tahu apa hal yang berpotensi besar membuat kegiatan tersebut terganggu, dan jawabannya adalah dunia maya. Akhirnya agar khusyu saya memutuskan untuk menarik diri dari dunia maya selama satu minggu. Jadi selama satu minggu tersebut, saya membuat handphone saya tidak dapat terkoneksi dengan dunia maya. Untuk hasil self reflection yang saya lakukan akan saya ceritakan pada jurnal yang lain.

Pada jurnal ini saya justru ingin menceritakan pengalaman saya menjauh dari dunia maya selama seminggu kemarin. Jujur saja, dewasa ini internet sudah menjadi salah satu kebutuhan primer bagi saya selain sandang, pangan, dan papan. Seperti ada yang kurang kalau dalam sehari saja tidak bisa mengecek instagram, whatsapp, line, maupun berbagai aplikasi chatting serta sosial media lainnya.

Setelah seminggu berlalu, saya menyadari banyak hal, dan salah satu yang paling diingat adalah, ternyata saya bisa lebih produktif kala menjauh dari dunia maya. Sekitar 4 buku saya selesaikan dalam seminggu, padahal sebelumnya, untuk menghabiskan satu buku saja dalam seminggu sulit. Dan momen self reflection saya pun terasa lebih khidmat, hening, dan tenang.

Tetapi bukan berarti ketika kita menggunakan internet itu akan membuat kita tidak produktif, bukan, bukan itu maksud saya.Tapi maksud saya adalah, internet itu seperti benda, ia dapat berguna ataupun merusak tergantung orang yang menggunakannya. Dan untuk kasus saya, ternyata selama ini salah satu hal yang kerap membuat saya tidak produktif adalah karena saya tidak bisa mengontrol diri dengan baik dalam menggunakan internet, dengan kecanggihan internet yang ada bukannya saya manfaatkan untuk explore ilmu baru, saya justru tenggelam dalam feed instagram orang lain. Ah sungguh miris.

Kedepannya, saya berusaha agar dapat lebih bijak lagi dalam menggunakan internet sehingga saya tidak tenggelam di hal yang semu dan mengabaikan produktivitas di dunia nyata.

Sekian.

Salam,
-W-

Chapter 20 - Masa


Chapter 20 - Masa:

Tahun ini menjadi tahun pertama berat badan saya menyentuh angka 76 kilogram. Padahal sebelumnya range berat badan saya di kisaran 70 sampai dengan 72 kilogram tahun lalu dan pada foto di jurnal ini berat saya hanya di range itu.

Sejujurnya, saya tidak terlalu mempermasalahkan terkait dengan berat badan yang menambah 4 - 6 kilogram tersebut, tapi yang membuat saya resah adalah mengapa berat badan tersebut hanya berfokus menumpuk di bagian perut. Di usia yang belum menyentuh seperempat abad ini, perut saya tidak dapat merepresentasikan umur saya sebenernya.

Dulu teman kampus saya @hanifnine3sempat bilang bahwa kelak ketika saya jadi seorang bapak, perut saya akan menyamai seperti Ayah saya. Karena Ayah saya dulu berat badan nya ideal, tetapi berjalannya umur dan ketika sudah memasuki usia 40an perut beliau perlahan-lahan mulai berkembang pesat hingga sekarang. Dulu saya menyanggah statement tersebut, tapi sekarang entah kenapa justru saya menjadi percaya akan kalimat tersebut.

Saya jadi punya kebiasaan baru, kala sepi sedang menghampiri, terkadang saya meratapi perut buncit saya sembari mengelus-ngelusnya, semacam ibu yang sedang mengandung. Padahal beberapa bulan belakangan jadwal olahraga saya cukup padat, seminggu full selalu olahraga tiap harinya kecuali sedang lembur atau lelah. Di mulai dari senin lari, selasa driving golf, rabu futsal, kamis futsal, jumat lari, sabtu bola, dan terakhir minggu lari.

Namun sepertinya, kebiasaan saya merupakan antitesis peribahasa, besar pasak daripada tiang. Lebih banyak asupan makanan masuk daripada energi keluar. Sehingga pastinya ada asupan makanan tersebut yang menumpuk di tubuh, dan sayangnya perut jadi tempat favorit.

Sebenarnya yang terbaik untuk saya selain olahraga adalah menjaga pola makan. Namun sampai sekarang saya kerap antipati untuk mengontrol apa, seberapa, dan kapan baiknya saya makan.

Semoga ke depannya saya bisa lebih perhatian terhadap pola makan saya. Dan semoga saya, keluarga saya, serta kawan-kawan semua yang membaca jurnal ini, diberikan kesehatan selalu.

Nikmat sehat baru terasa kala kita sedang sakit, mari jaga kesehatan kita.

Sekian.

Salam,
-W-

Chapter 19 - Bangka


Chapter 19 - Bangka:

Salah satu kota yang pertama kali saya kunjungi pada tahun ini adalah Bangka. Bangka merupakan daerah kepulauan, sehingga destinasi wisata utama dari daerah tersebut tak lain dan tak bukan adalah pantai. Saya ke sana bersama teman-teman kantor.

Ketika tiba di sana, kami langsung mengunjungi pantai Pasir Padi. Sebenarnya, tujuan utama ke sana bukan untuk bermain di pantai, tapi makan. Karena ada tempat makanan khas seafood yang cukup terkenal di sana, yaitu Rumah Makan Aroma Laut. Rumah Makan tersebut memiliki bangunan yang cukup unik yaitu berbentuk Kapal. Setelah puas makan, tadinya kami berniat ke Bangka Botanical Garden, tempat tersebut berkonsep seperti Farm House Lembang, tapi belum sebagus seperti di Lembang. Namun karena hari itu kami baru tiba di Bangka, akhirnya kami memutuskan langsung menuju ke hotel untuk beristirahat. 
Keesokan harinya kami baru mulai explore daerah Bangka. Dimulai dari Jembatan Emas yang merupakan jembatan penghubung antara Kota Pangkal Pinang dengan Pulau Bangka, dan menjadi salah satu ikon pariwisata baru di sana. Setelah puas mengabadikan momen kami berlanjut ke Vihara Puri Tri Agung, salah satu vihara yang memiliki pemandangan lautan lepas serta interior yang cukup mewah dan menarik sehingga membuat vihara ini cukup sering dikunjungi wisatawan. Setelah cukup puas berkeliling di sana, kemudian kami menuju tujuan utama dan tempat pusat acara kami yaitu Pantai Parai.

Pantai parai menghadirkan pemandangan khas pantai yang ada di Bangka dengan dihiasi bebatuan besar yang tersusun secara acak serta berharmonisasi dengan ombak yang tenang. Setelah letih menikmati pantai parai, kami tidak lupa mencoba salah satu kuliner andalan di sana yaitu Mie Koba. Mie Koba merupakan mie dengan campuran tauge, telur, seledri dan bawang goreng kemudian disiram dengan kuah ikan tenggiri.

Kemudian sebelum pulang dari sana kami tidak lupa untuk berburu oleh-oleh. Oleh-oleh khas dari Bangka sangat erat hubungannya dengan hewan laut, dari mulai otak-otak, getas, kerupuk udang, terasi, dan berbagai olahan makanan hewan laut lainnya.

Demikian cerita singkat saya selama di Bangka.

Sekian.

Salam,
-W-

Chapter 18 - Gunung


Chapter 18 - Gunung:

Salah satu rencana saya tahun 2017 yang berakhir menjadi wacana adalah mendaki gunung. Terakhir kali saya mendaki gunung tahun 2014, 3 tahun yang lalu, ah lama sekali. Gunung terakhir yang saya jamah adalah gunung gede.

Beberapa tahun sebelumnya saya sempat berencana untuk melakukan pendakian lagi, namun apa daya, tahun 2015 merupakan tahun perjuangan untuk saya setelah lulus kuliah. Sulit untuk merencanakan pendakian karena fokus saya saat itu masih dalam tahap pencarian passion dalam karier. Tahun 2016, saya sempat jadi auditor yang membuat saya pergi pagi pulang pagi, jadi tidak memungkinkan untuk melakukan pendakian. Serta di tahun itu juga merupakan masa awal training di PTBA dan belum diperbolehkan cuti. Saya baru mendapatkan cuti di PTBA setelah satu tahun masa kerja semenjak pertama kali diangkat sebagai karyawan tetap terhitung per November 2016.

Jadi waktu paling memungkinkan untuk melakukan pendakian adalah bulan November 2017. Sejak bulan September kemarin saya mulai merencanakan dan mempersiapkan pendakian untuk bulan November, dari mulai mempersiapkan fisik dengan rutin lari, mencari info komunitas yang membuka open trip pendakian, dan survey harga tiket pesawat Palembang - Lombok. Yap, rencana saya kemarin ingin mendaki gunung Rinjani.

Namun, tahun ini memang belum berjodoh dengan puncak gunung manapun, karena ketika saya meminta ijin kepada Bunda untuk melakukan pendakian, Bunda tidak memberikan izin dikarenakan alasan cuaca yang kurang bagus di akhir tahun ini. Awalnya saya tetap ingin melakukan pendakian, Bunda pun sempat terpaksa mengizinkan. Namun, setelah beberapa pertimbangan, akhirnya saya memutuskan untuk menunda rencana saya tersebut.

Dan memasuki bulan November tepatnya tanggal 25 kemarin, Gunung Agung yang letaknya di Bali meletus, dan sempat membuat bandara Lombok ditutup. Saya bersyukur kemarin mengikuti saran Bunda, ternyata saran dan nasihat orang tua memang harus selalu kita pertimbangkan dengan matang dalam setiap pengambilan yang diambil.

Meskipun rencana pendakian tahun ini berakhir menjadi wacana, semoga untuk tahun depan tidak. Aamiin.

Sekian.

Salam,
-W-

Chapter 17 - Si Abu


Chapter 17 - Si Abu

Converse dalam foto di atas yang biasa saya sebut si abu, resmi per hari ini di pensiunkan dalam kegiatan operasional saya. Saya terpaksa memensiunkan sepatu yang saya miliki sejak lima tahun yang lalu ini. Bukan, bukan karena sepatu ini sering kali mengingatkan saya terhadap seseorang yang telah pergi, sehingga saya terpaksa tidak memakainya lagi. Karena ada beberapa orang pernah bilang bahwa untuk dapat melupakan seseorang yang telah pergi, kita harus menjauhkan barang-barang yang kerap kali mengingatkan kita terhadap orang tersebut. Tetapi, menurut saya cara terbaik justru bukan melupakannya, tapi justru mengikhlaskannya. Akan saya ceritakan di jurnal lain terhadap kisah ini.

Jadi, kenapa saya memensiunkan si abu? Simpel, karena memang si abu tidak layak pakai lagi. Setelah 5 tahun si abu bersama, akhirnya hari ini saya harus mencari pengggantinya. Si abu merupakan sepatu paling lama yang sanggup bertahan dengan saya. Dengan tipe berjalan yang kerap kali menggesekkan sepatu yang dipakai dengan lantai, banyak sepatu saya yang umurnya tidak panjang. Rata-rata hanya di umur 2-3 tahun. Namun, si abu sanggup bertahan selama 5 tahun bersama saya.

Sudah berkali-kali rusak dengan penyakit yang sama yaitu lepasnya sol sepatu, dan berkali-kali juga saya usahakan untuk dapat layak pakai lagi dengan berbagai tipe lem pernah saya gunakan. Sampai si abu kanan bagian depannya terkena tumpahan lem sehingga warna nya menjadi gelap sendiri dibandingkan yang lain. Namun, tahun ini memang menjadi tahun pengabdian terakhir bagi si abu kepada saya.

Meskipun berat melepaskannya, karena ada anekdot bahwa "sepatu converse makin buluk, makin keren", namun karena memang dalam segi fungsi tidak layak pakai lagi. Maka saya memutuskan untuk membeli penggantinya dan memensiunkan si abu. Bukan karena seseorang yang selalu mengingatkan saya ketika menggunakan si abu juga sudah pergi, namun saya mengikhlaskannya karena dari segi fungsi memang sudah tidak layak pakai lagi.

Terima kasih, abu. 
Maaf, sepertinya kamu tidak akan pernah menapakkan diri lagi di tanah kelahiranmu, di Bandung.

Sekian.

Salam,
-W-

Chapter 16 - Embah



Chapter 16 - Embah :

Beberapa jurnal yang lalu banyak bercerita tentang hal-hal baru, dari mulai tempat bernaung baru, kota baru, barang baru, kebiasaan baru, dan berbagai hal yang baru pertama kali hadir di tahun ini. Namun, untuk jurnal kali ini izinkan saya bercerita tentang kehilangan.

Selalu menyakitkan kala bercerita soal kehilangan. Harus kembali merasakan perih yang pernah dirasa, sakit yang pernah diderita, serta lara yang pernah bersemayam. Entah kenapa, dalam diri saya, kehilangan selalu menjadi sebuah konotasi yang berdampingan dengan kesedihan. Kala kehilangan mendera, maka kesedihan akan bergelora.

Juni, menjadi salah satu bulan kelabu di tahun ini. Padahal, lebaran idul fitri bertepatan pada bulan tersebut, namun sayang bulan ini tetap bercorak abu sendu. Tepat 2 hari setelah lebaran idul fitri, saya dan keluarga harus mengalami kehilangan seseorang yang kami cintai. Seseorang yang telah sangat hebat mendidik dan membesarkan Bunda saya sehingga menjadi sedemikian tangguhnya. Di balik sesosok Bunda yang mengagumkan, terdapat Embah dengan didikannya yang luar biasa.

Saya tidak sempat mendampingi dan melihat saat Embah menghembuskan nafas terakhirnya, namun alhamdulilllah Bunda bisa mendampingi dan menemani Embah hingga akhir hayatnya. Karena akan menjadi penyesalan terbesar dari seorang anak, kala tidak bisa hadir di saat-saat terakhir orang tuanya hidup. Semoga Embah diampuni dosanya serta diterima amal ibadahnya. Aamiin.

Sekarang, hanyalah Eyang dari Ayah yang alhamdulillah masih diberikan nikmat sehat oleh Allah. Semoga, beliau selalu dijaga kesehatannya dan diberi keberkahan atas sisa umurnya. Aamiin.

Selalu sayangi dan jagalah keluarga kalian sejak dini, sebelum penyesalahan akan menghampiri.

Sekian.

Salam,
-W-